PAPUA BISA MENJADI ZONA DARURAT.

Papua Bisa Berubah Jadi Zona Darurat Pendeta Benny Giay Ketua Sinode Gereja Kingmi Papua dan Pendeta Socrates Sofyan Yoman serta beberapa hamba Tuhan lainnya saat menggelar jumpa pers Rabu (13/6) kemarin. Pendeta Benny Giay Ketua Sinode Gereja Kingmi Papua dan Pendeta Socrates Sofyan Yoman serta beberapa hamba Tuhan lainnya saat menggelar jumpa pers Rabu (13/6) kemarin. JAYAPURA - Maraknya aksi teror penembakan di Wilayah Kota Jayapura ternyata dirasakan juga oleh Jemaat Kingmi Papua dan Baptis di Tanah Papua hingga membuat para jemaatnya ketakutan untuk melakukan aktivitas diluar rumah pada malam hari. Menurut Pdt.Socratez Sofyan Yoman dalam Forum Kerja Gereja Papua bahwa upaya rakyat sipil untuk mengubah Papua tanah berdarah menjadi Papua tanah damai terus saja dihadang oleh berbagai pihak dan kepentingan.Penembakan –penembakan yang akhir-akhir ini terjadi bisa mengubah tanah Papua menjadi Papua Zona Darurat. Menurutnya, akar persoalan dari konflik di Papua adalah kerakusan yang bisa melahirkan akar persoalan dimana itu didasarkan atas pembelokan sejarah Papua yang telah direkayasa oleh actor-actor yang melakukan pelanggaran HAM Berat di tanah Papua.Hingga saat ini Pemerintah Indonesia saat ini tengah menyelesaikan akar persoalan yang ada di Papua ini dengan berbagai cara berupa memperkuat lembaga keamanan TNI/Polri yang repsesif serta melakukan pembiaran terhadap hak-hak kesehatan pendidikan. “Pemerintah Pusat secara terus menerus melakukan pemekaran Provinsi dan Kabupaten demi kepentingan memperbanyak lembaga keamanan dan mempermudah pengamanan,”katanya dalam keterangan pers di Kantor Sinode Gereja Kingmi, Rabu (13/6) Sikap pemerintah, terang Socrates juga dapat melahirkan kelompok muda yang memperjuangkan aspirasi Papua secara damai. Menyingkapi persoalan ini, pihaknya mendesak agar Pemerintah Indonesia segera melakukan perudingan dengan wakil-wakilnya dari bangsa Papua untuk menciptakan perdamaian ditanah Papua secara Permanen yang berguna untuk memediasi semua hal yang terjadi demi menimalisir radikalisasi Papua Merdeka yang selalu tumbuh subur diatas kekerasan dan pembiaran terhadap hak-hak dasar orang asi Papua.