PENGELOLAAN PEMBELAJARAN FIQIH
UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN
INTERPERSONAL SISWA DI MTs. AL-ISLAM
MLARAK PONOROGONurul Afifah
I
Pengelolaan pembelajaran merupakan suatu tindakan yang dilakukan guru
dalam mempersiapkan proses pembelajaran sehingga dapat berjalan dengan
lancar, efektif dan efisien. Dalam pengelolaan pembelajaran terdapat tahapantahapan
yang harus dilalui oleh seorang guru, antara lain : perencanaan,
pelaksanaan pembelajaran, dan evaluasi hasil belajar.
Pada tahap perencanaan ini seorang guru merumuskan hal-hal penting
yang harus dimiliki oleh siswa, terutama yang menyangkut ranah kognitif, afektif
dan psikomotorik, metode yang tepat untuk pembelajaran, serta target yang
harus diselesaikan dalam jangka waktu tertentu. Pada tahap pelaksanaan
pembelajaran, guru melaksanakan proses pembelajaran sesuai yang telah
direncanakan. Dan untuk mengetahui data pembuktian sejauh mana tingkat
kemampuan dan tingkat keberhasilan siswa dalam pencapaian tujuan kurikuler,
diadakan evaluasi pembelajaran.
Fiqih sebagai ilmu yang mempelajari hukum-hukum shari>’ah yang berkaitan
dengan perbuatan mukallaf, memerlukan berbagai pendekatan dalam
pembelajaran di kelas. Karena titik tekan pembahasan fiqih adalah perbuatanperbuatan
mukallaf. Dengan kata lain sasaran dari fiqih adalah manusia dan
masyarakatnya. Keterkaitan fiqih dengan konteks kehidupan yang nyata dan
dinamis dapat kita baca ketika kita menelusuri cara-cara interprestasi yang
menghubungkan suatu hukum dengan latar belakang konstektual lingkungan,
dengan mempertimbangkan asba>b nuzu>l al-a>yah dan asba>b wuru>d al-h}adi>th.
Demikian juga bila kita menelusuri cara-cara pemecahan masalah yang diterapkan
148
Antologi Kajian Islam 15
oleh para fuqaha’ dengan adanya pemecahan li al-d}aru>rah dan li al-ha>jah. Hingga
pada tingkatan mas}lah}ah d}aru>riyah, h}a>jiyah dan tah}siniyah. Ini berarti bahwa
kondisi-kondisi konstektual mulai dari yang terburuk sampai pada yang terbaik,
menjadi pertimbangan dalam ketentuan hukum fiqih.
Apabila keterkaitan fiqih dengan konteks kehidupan nyata dikaitkan
dengan pendekatan pembelajaran, salah satu pendekatan pembelajaran yang
menekankan belajar apa adanya, seperti dalam kehidupan sehari-hari adalah
pendekatan humanistik. Menurut teori pendekatan ini, belajar bukan sekedar
pengembangan kualitas kognitif saja, melainkan sebuah proses yang terjadi dalam
individu yang melibatkan seluruh aspek doamain yang ada, baik kognitif, afektif
maupun psikomotorik. Teori ini terwujud dalam teori Bloom dan Kratwonl dalam
bentuk Taksonomi Bloom. Salah satu tokoh aliran kognitif Ausabel, juga
mewujudkan teori pendekatan ini dengan pembelajaran bermakna atau
meaningful learning.
Dan untuk mengoptimalkan pendekatan humanistik, diperlukan
pendekatan pembelajaran lain yang menyediakan berbagai pengalaman belajar
pada siswa, sehingga memungkinkan mereka untuk mengembangkan berbagai
potensi kecerdasan yang mereka miliki. Pendekatan pembelajaran tersebut adalah
pendekatan multiple intelligences yang ditemukan oleh Howard Gardner.
Salah satu dari kecerdasan beragam yang dikemukakan oleh Gardner
adalah kecerdasan interpersonal. Pembelajaran fiqih dengan pendekatan
interpersonal merupakan suatu metode pembelajaran yang menekankan
penguasaan aspek afektif dan psikomotorik siswa. Dalam hal ini tujuan
diterapkannya metode membelajaran ini adalah untuk membiasakan siswa
menghargai perbedaan, memahami teman, serta peka terhadap lingkungan.
Berdasarkan gambaran tersebut, penelitian ini akan membahas bagaimana
pengelolaan pembelajaran fiqih untuk meningkatkan kemampuan interpersonal
siswa di Madrasah Tsanawiyah Al-Islam Mlarak Ponorogo. Rumusan masalah
dalam penelitian ini adalah bagaimana pengelolaan pembelajaran fiqih untuk
meningkatkan kemampuan interpersonal siswa di MTs. Al-Islam dan apa saja
tindakan yang dilakukan oleh guru fiqih untuk meningkatkan kemampuan
Pengelolaan Pembelajaran Fiqih untuk Meningkatkan Kemampuan Interpersonal Siswa
149
Antologi Kajian Islam 15
interpesonal siswa.
Untuk mengetahui pengelolaan pembelajaran fiqih untuk meningkatkan
kemampuan interpersonal siswa dengan unsur-unsur yang harus ditemukan sesuai
dengan rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, maka digunakan
metode penelitian kualitatif. Teknik pengumpulan data dengan observasi,
wawancara dan pengedaran angket. Proses analisis data dilakukan dengan metode
deskriptif eksploratif. Dalam penyusunan instrumen penelitian, peneliti
menggunakan jenis pengukuran rating scale. Selanjutnya untuk mengetahui
peningkatan kemampuan interpersonal digunakan rumus digunakan rumus
Product Moment Pearson (PPM) dan uji t. Dan langkah terakhir penarikan
kesimpulan.
II
Berangkat dari konsep multiple intelligences yang ditemukan oleh Gardner
menjadi titik tolak bagi pengembangan kecerdasan interpersonal (sosial).
Pengembangan ini dimulai dari tujuh macam kecerdasan yang salah satunya
menyebutkan kecerdasan interpersonal. Dimana kecerdasan ini menekankan
pada kemampuan seseorang untuk memahami orang lain dengan segenap
perbedaan motivasi, kehendak, dan suasana hati. Kecerdasan interpersonal
memberikan keterampilan pada seseorang untuk bekerjasama dengan orang lain.
Kecerdasan ini dipergunakan untuk berkomunikasi, saling memahami, dan
berinteraksi dengan orang lain. Orang yang mempunyai kecerdasan interpersonal
ditandai oleh kemampuannya dalam hal memperhatikan perbedaan dan
mencermati niat atau motif orang lain.
Dalam bukunya Adi W. Gunawan medefinisikan kecerdasan interpersonal
sebagai kemampuan untuk masuk dalam diri orang lain, mengerti dunia orang
lain, mengerti pandangan sikap, kepribadian dan karakter orang lain. Hal ini
bisa ditampakkan pada kegembiraan dalam berteman, berkelompok dan berbagai
macam kegiatan sosial.
Siswa dengan kecerdasan interpersonal yang berkembang dengan baik akan
Nurul Afifah
150
Antologi Kajian Islam 15
menyukai kegiatan berkelompok dan collaborative learning. Mereka juga
menyukai kegiatan yang mengharuskan mereka melakukan pengamatan interaksi
manusia, melakukan wawancara dengan orang dewasa, menetapkan aturan kelas,
menentukan dan membagi tugas dan tanggung jawab, menjadi penengah atau
mediator dalam perselisihan baik di kelas maupun di rumah dan mengikuti
permainan yang melibatkan upaya menyelesaikan suatu konflik.
Metode pembelajaran kooperatif (belajar kelompok), diskusi, dan solving
problem, merupakan metode pembelajaran yang tepat bagi siswa yang memiliki
perkembangan kemampuan interpersonal. Dan bisa jadi guru yang merancang
metode pembelajaran kooperatif juga memiliki jenis kemampuan ini.
Pembelajaran kooperatif secara aktif melibatkan kecerdasan interpersonal,
mengajar siswa untuk dapat bekerjasama dengan baik dengan orang lain.,
mendorong berkolaborasi, berkompromi, dan bermusyawarah untuk mencapai
mufakat. Dan secara umum menyiapkan mereka untuk dunia hubungan personal
dan bisnis yang sebenarnya. Dilihat dari landasan psikologi belajar, pembelajaran
kooperatif banyak dipengaruhi oleh psikologi belajar kognitif holistik yang
menekankan bahwa belajar pada dasarnya adalah proses berfikir. Namun
demikian, jika dilihat dari hubungan interpersonal, psikologi humanistik juga
mendasari strategi pembelajaran ini. Dalam pembelajaran kooperatif
pengembangan kemampuan kognitif harus diimbangi perkembangan pribadi
secara utuh melalui kemampuan hubungan interpersonal.
III
Madrasah Tsanawiyah Al-Islam merupakan salah satu lembaga pendidikan
swasta di bawah Departemen Agama di desa Joresan kecamatan Mlarak
kabupaten Ponorogo. Madrasah ini mengembangkan kurikulum dari pemerintah
dan mengintegrasikan dengan kurikulum pondok modern dan salaf. Kepercayaan
masyarakat sekitar terhadap madrasah ini cukup besar. Hal ini terbukti dengan
semakin bertambahnya jumlah siswa setiap tahun.
Visi madarasah Al-Islam adalah menjadi madrasah yang berwawasan
Pengelolaan Pembelajaran Fiqih untuk Meningkatkan Kemampuan Interpersonal Siswa
151
Antologi Kajian Islam 15
keagamaan, berorientasi pada perubahan, disiplin dan berkualitas. Madrasah
Al-Islam juga membawa misi untuk terciptanya generasi muslim yang berbudi
pekerti luhur, terampil, dinamis dan cinta almamater.
IV
Pengelolaan pembelajaran fiqih untuk meningkatkan kemampuan
interpersonal siswa di Madrasah Tsanawiyah Al-Islam dilakukan melalui
perencanaan yang matang dan proses pembelajaran yang diatur menurut teori
yang sesuai. Dalam perencanaan guru fiqih menyampaikan tujuan dan
memotivasi siswa. Hal ini merupakan suatu kewajiban yang harus dilakukan
oleh guru sebelum memulai bab baru dalam pembelajaran. Demikian juga guru
fiqih di Madrasah Tsanawiyah Al-Islam sebelum memasuki bab baru terlebih
dahulu memberikan motivasi pada siswa agar bertindak seperti yang dikehendaki
dalam tujuan pembelajaran.
Sesuai tujuan utama yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah
peningkatan kemampuan interpersonal siswa. Guru fiqih memberikan motivasi
kepada siswa akan pentingnya hidup di lingkungan sosial, memahami dan
menghargai perbedaan. Jika dikaitkan dengan materi fiqih maka guru fiqih bisa
memberi contoh tentang pemberian shadaqah, hadiah maupun hibah kepada
mereka yang lebih berhak.
Langkah selanjutnya adalah mempersiapkan perencanaan dan strategi
pembelajaran. Sebagai perencanaan pembelajaran, sebagaimana diungkapkan
oleh guru fiqih Madrasah Tsanawiyah al-Islam bahwa beliau lebih mengutamakan
persiapan pembelajaran dalam bentuk penyususnan silabus dan I’da>d al-Tadri>s
(Rencana Pelaksanaan Pembelajaran / RPP). Dalam silabus dan rencana
pelaksanaan pembelajaran tersebut memuat sekurang-kurangnya tujuan
pembelajaran, materi ajar, metode pengajaran, sumber belajar dan penilaian hasil
belajar.
Pada tahap proses pembelajaran guru fiqih di Madrasah Tsanawiyah Al-
Islam menggunakan strategi pembelajaran kooperatif. Strategi pembelajaran ini
Nurul Afifah
152
Antologi Kajian Islam 15
secara aktif melibatkan kecerdasan interpersonal, mengajar siswa untuk dapat
bekerjasama dengan baik dengan orang lain., mendorong berkolaborasi,
berkompromi, dan bermusyawarah untuk mencapai mufakat. Siswa dilatih dan
terus dilatih untuk bekerjasama dalam satu kelompok yang heterogen sehingga
diperoleh hasil yang maksimal. Hal ini di dasarkan pada teori multiple
intelligences Howard Gardner bahwa kecerdasan dapat diajarkan. Melalui
pengalaman, respon emosional yang mendalam dan memusatkan perhatian dan
usaha para individu pada suatu kecerdasan tertentu maka kecerdasan yang
dimaksud akan timbul meskipun tidak mencapai level tertinggi.
Gardner memberi solusi bahwa kemampuan interpersonal dapat dilatih
dan diajarkan melalui pembelajaran kooperatif, diskusi, berbagi rasa, dll. Pendapat
Gardner ini dikuatkan dengan teori pembelajaran kooperatif oleh Robert E.
Slavin dalam bukunya cooperative learning, dikatakan bahwa pembelajaran
kooperatif merupakan solusi ideal berbagai masalah, serta menyediakan
kesempatan untuk berinteraksi secara kooperatif, menyediakan kesempatan
terjadinya kontak personal yang intens di antara para siswa dengan latar belakang
ras yang berbeda. Setiap siswa diberi kesempatan yang sama untuk memberi
kontribusi yang subtansial kepada timnya dimana posisi anggota tim adalah
setara.
Untuk mewujudkan suasana kelas yang nyaman untuk belajar kelompok,
guru fiqih di madrasah tsanawiyah Al-Islam telah mempersiapkan bangku-bangku
di kelas, selanjutnya di bentuk letter U untuk lebih memudahkan guru mengawasi,
dan mengontrol kelasnya. Sebagai bahan materi yang harus didiskusikan oleh
siswa, guru fiqih mempersiapkan soal-soal yang sesuai dengan realita yang ada
dan tentunya tidak lepas dari muatan fiqih.
Adapun hasil evaluasi belajar siswa dari hasil observasi penulis
menunjukkan bahwa pembelajaran dengan metode diskusi telah membawa
dampak positif terhadap minat siswa untuk belajar ilmu-ilmu fiqih, pembelajaran
yang biasanya dengan metode konvensional cenderung membuat siswa merasa
bosan, sehingga ketika diterapkan suatu model pembelajaran baru, mereka sangat
antusias dalam belajar. Dan dari hasil angket yang diberikan kepada siswa
Pengelolaan Pembelajaran Fiqih untuk Meningkatkan Kemampuan Interpersonal Siswa
153
Antologi Kajian Islam 15
mengasilkan data kenaikan kemampuan interpersonal siswa secara baik.
Berbagai tindakan guru fiqih untuk meningkatkan kemampuan
interpersonal siswa. Ada dua tindakan yang dilakukan guru fiqih di Madrasah
Tsanawiyah Al-Islam untuk meningkatkan kemampuan interpersonal siswa. Hal
ini dilakukan baik dalam kelas yang berarti tindakan guru fiqih dalam
mengupayakan pengelolaan pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan
interpersonal itu sendiri, maupun tindakan di luar kelas yang berupa kegiatan
ekstrakurikuler dalam pengawasan guru fiqih maupun guru bidang studi lainnya.
Kedua tindakan tersebut:
1. Dalam kelas
Tindakan-tindakan guru fiqih di dalam kelas yang berdampak pada
meningkatnya kemampuan interpersonal siswa, antara lain: 1) Memotivasi
siswa untuk menghargai sesama, 2) Mengkoordinir siswa dalam pembelajaran
kooperatif. 3) Melatih siswa aktif dalam berdiskusi. 4) Berbagi rasa dengan
teman sebaya.
2. Tindakan di luar kelas
Berbagai tindakan dalam pengawasan guru di luar kelas yang menunjang
peningkatan kemampuan interpersonal antara lain: 1) Pekan perkenalan. 2)
Class meeting sport. 3) Berbagai kegiatan ekstrakurikuler yang diadakan pihak
madrasah bekerjasama dengan OPMI, antara lain: baksos, shalat berjama’ah,
forum ilmiah santri dan diklat kepemimpinan.
Nurul Afifah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar